MENGULAS
DESA KARDULUK DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG
Oleh:
ALBABURRAHIM*
Karduluk
merupakan sebuah desa yang berada pada kawasan kecamatan Pragaan
kabupaten Sumenep Madura provinsi Jawa Timur. Letaknya yang di
lintasi jalan raya provinsi menjadikannya salah satu desa yang
strategis dari segi transportasi dan jangkauannya. Selain itu,
penerangan listrik juga sudah masuk kawasan Karduluk sejak tahun 1992
yang lalu.
Desa
Karduluk merupakan salah satu desa yang cukup luas, terbukti desa
ini terdiri dari 13 dusun, yaitu: Somangkaan, Blajud, Rengperreng,
Dunggaddung, Daleman, Palalangan, Galis, Bandungan, Madek, Berruh,
Bepelle, Moralas, dan Topoar. Selain itu penduduknya sudah lebih
dari 10.000 orang. Letak posisi desa ini cukup unik untuk di
perhatikan. Karena desa ini posisinya persis berada di antara kota
kabupaten Sumenep dan kabupaten Pamekasan, tepatnya di kilometer ke-
27.
Penduduk
desa Karduluk merupakan penduduk dengan mayoritas memeluk agama
Islam. Maka dari itu desa ini di kenal sebagai desa yang agamis dan
menjunjung tinggi penghormatan kepada para guru agama (Ustadzh), kyai
mushalla (Langgar) atau kiyai yang mengasuh pondok pesantren, serta
para ulama Karduluk.
Dari
segi tradisi, Karduluk merupakan desa yang penuh dengan berbagai
tradisi yang berbau agama. Seperti halnya tradisi ketika tahun baru
hijriyah di bulan muharram yang di kenal dengan rokat,
tradisi
memperingati kelahiran nabi Muhammmd SAW yang dikenal dengan sebutan
maulid
nabi,
dan juga tidak kalah pentingnya ketika bulan Ramadhan di tanggal
ganjil di sepuluh akhir. Semua ini berhubungan dengan agama Islam
karena penduduk desa karduluk memang dari dulu sudah banyak memeluk
agama Islam dan sampai sekarang.
Selain
itu di desa Karduluk yang menjadi salah satu icon
adalah
kerajinan mebel dan ukiran kayunya. Dari kerajinan ini desa Karduluk
mendapat sebutan Kota
Ukir
yang terkenal ke berbagai penjuru pulau Madura, bahkan sampai
merambah ke pulau Jawa. Dengan kerajinan mebel dan ukiran, masyarkat
Karduluk khususnya bagian selatan menjadikan kerajinan ini sebagai
sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan selain menjadi
salah satu profesi, kerajinan ini juga menjadi kebanggaan tersendiri,
sebab tidak ada desa lain di pulau Madura yang mempunyai kerajinan
mebel dan ukiran kayu. Selain kerajinan dan ukir kayu ada juga
kerajinan yang juga terbuat dari bahan baku kayu yaitu kerajinan
bubut yang pemasarannya sudah menyebar di desa karduluk bahkan di
luar karduluk.
Profesi
yang digeluti oleh penduduk desa karduluk selain mebel dan ukiran
terbilang banyak dan masih berpotensi untuk di kembangkan, bahkan
menjadi penyokong bagi pertumbuhan perekonomian di desa Karduluk.
Salah satunya adalah pengambil aren
yang merupakan bahan baku dari gula merah dan sekaligus menjadi
produsernya, pembuat juwadah
(salah
satu kue khas desa Karduluk),
produser tikar yang di anyam dengan daun pohon aren atau siwalan
(sebagai
pembungkus tembakau),
ternak sapi dan kambing, petani jagung dan tembakau.
Dalam
bidang pendidikan di desa Karduluk tersebar beberapa lembaga
pendidikan baik negeri (hanya
setingkat SD)
ataupun swasta. Bahkan pondok pesantren juga tersebar di desa ini,
diantaranya PP. An-najah I di dusun Blajud yang di asuh oleh KH.
Madzkur Wasik dan KH. Wasik Bahar sebagai ketua yayasannya., PP.
Baitul Atik di dusun Somangkaan dengan pengasuh K. Faqih Irsyad, dan
PP. An-najah II di dusun Bandungan dengan pengasuh K. Maklum. Dengan
adanya lembaga pendidikan ini para pemuda desa Karduluk dapat
mengenyam pendidikan sampai tingkat Madrasah Aliyah (MA). Dan bagi
yang melanjutkan ke perguruan tinggi para pemuda Karduluk tersebar di
dalam Madura ataupun luar Madura.
Bidang
organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan yang merupakan salah satu
wadah untuk meningkatkan silaturrahmi antar pemuda atau antar
mahasiswa, di desa Karduluk perkembangannya cukup pesat. Terbukti
organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan sudah mulai berdiri dan
memberikan konstribusi yang cukup besar bagi perkembangan dan
kemajuan bagi masyarakat Karduluk. Oraganisasi yang telah berdiri di
antaranya adalah KMK ( Komunitas Mahasiswa Karduluk), IPNI (Ikatan
Pemuda Nurul Islam) yang berpusat di dusun Somangkaan, dan REMUSDA
(Remaja Mushalla Darussalam) yang berpusat di dusun Blajud.
Dan
yang terakhir potensi desa Karduluk yang masih perlu perhatian dari
berbagai pihak adalah objek wisata
Batu Sulung. Lokasi
wisata ini tepatnya terletak di dusun Blajud bagian barat keselatan
dari lapangan desa. Wisata ini berupa batu besar yang terletak di
pinggir pantai desa Karduluk dengan berbagai misteri dan lagenda yang
melekat pada batu tersebut. Sebenarnya wisata ini cukup mempesona dan
terbilang masih asri untuk dikembangkan, ditambah dengan lautan yang
indah dan batu kecil dengan berbagai bentuk terhampar di sepanjang
pantai. Hal ini merupakan salah satu aset desa Karduluk di bidang
wisata yang perlu pembenahan dari berbagai pihak, baik pihak
pemerintah ataupun masyarkat untuk memanfaatkan potensi ini.
Desa
Karduluk sebenarnya merupakan desa yang mempunyai potensi yang luar
biasa untuk di kembangkan. Dari segi kerajinan, produksi, budaya,
tradisi, pemuda, pendidikan bahkan bidang pariwisata. Semuanya yang
ada berpotensial untuk menjadi sesuatu yang lebih berharga demi
meningkatkan kesejahteraan masyarkat desa Karduluk. Dengan sentuhan
berbagai pihak baik pihak pemerintah ataupun swasta niscaya desa ini
dapat menjadi desa yang dapat bersaing di tingkat gobal, apalagi
jembatan suramadu sudah selesai. Hal ini bisa menjadi modal untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat desa Karduluk dan pemerintah
kabupaten, propinsi, bahkan tingkat nasional.
*Salah
satu pemuda desa Karduluk dusun Somangkaan, serta mahasiswa Unira
Pamekasan.