Selasa, 02 April 2013

Hasil Kerajinan (LIPAN Tipe Standart)


LIPAN Tipe Standart

Tampak Dari Depan
            Dalam kerajinan yang dihasilkan oleh pengrajin desa Karduluk adalah LIPAN (Ranjang Kamar Tidur). Dalam kerajinan LIPAN tipe ini sudah diproduksi sekitar tahun 2010 oleh para pengrajin dengan berbagai motif ukiran yang menjadi kekhasannnya. Sebelumnya pengrajin memproduksi LIPAN dengann tipe klasik yang masih memakai corak yang klasik.

            Sehubungan dengan perkembangan pasar dan pemesanan yang membutuhkan tipe terbaru, maka para pengrajin desa Karduluk berfikir keras untuk terus memodifikasi LIPAN yang lama dengan tipe terbaru. Dan hasilnya, salah satunya seperti yang ada di gambar diatas. Dengan hasil kreatifitas para pengrajin maka permintaan LIPAN yang terbaru memperoleh banyak peminat dan pesanan. Tak hayal dengan kreatifitas ini para pengrajin dapat lebih bergairah untuk mengembangkan hasil kerajinan mebelnya, khususnya kerajinan LIPAN ini.
Tampak Dari Depan
            Ketika dibandingkan perbedaan antara LIPAN yang baru dan yang lama adalah terletak dari segi kombinasi motif ukiran yang lebih ditonjolkan dan ditambah dengan hasil bubut yang berada di setiap sudunya. Sehingga LIPAN ini akan lebih terhiasi oleh ornamen ukiran yang bernuansa seni jika dibandingkan dengan yang lama.

Tampak Dari Samping
            Terkait harganya, para pengrajin Karduluk mematok harga antara 1 - 3 juta per LIPAN. Dalam harga biasanya para pengrajin akan menyesuaikan antara jenis bahan kayu, ukuran dan tebal kayu, serta tingkat kualitas motif dan ornament yang dipakai, dan juga pewarnaannya. Dalam LIPAN ini bahan baku kayu yang dipakai oleh para pengrajin adalah kayu jati, akasia, mahoni, nangka, dll.

            Jika para pembaca berminat untuk membeli dan memesan hasil kerajinan mebel, khususnya LIPAN. Maka anda dapat langsung datang ke desa Karduluk yang merupakan sentra kerajinan mebel kayu dengan berbagai jenis yang dihasilkannya.

Hasil Kerajinan (Kursi Judang)



KURSI JUDANG (Kursi Duduk)

Kursi Judang Rangkap Tiga
Tata Letak Kursi
            Dari berbagai kerajinan yang dikerjanan oleh pengrajin desa Karduluk adalah Kursi JUDANG. Kursi ini memang agak lebih banyak memakai motif ukiran. Bahkan seluruh dari bagian dari kursi ini tak akan terlepas dari seni ukirannya. Namun walau banyak ukirannya, dari segi berbagai sudut akan lebih nampak bahwa ukiran ini yang membangun pondasi keindahan dan seninya.

            Produksi kursi JUDANG ini sudah berjalan sekitar 10 tahunan. Produksi kursi ini lebih diminati oleh pencinta yang lebih menyukai kehadiran ukiran yang lebih banyak. Bukan cuman itu kursi ini juga lebih simpel dan tidak membutuhkan lokasi yang terlalu luas, sehingga akan menghemat penggunaan ruangan yang agak sempit.

            Dalam pembuatan kursi ini tentunya memberikan pilihan bagi para konsumen, sebab di desa Karduluk juga banyak kerajinan kursi yang berbagai jenis tipe dan jenis. Oleh karena itu, para konsumen bisa memilih yang sesuai dengan keinginan dan tentunya juga sesuai dengan kantongnya. Sehingga para konsumen tidak kecewa dengan hasil produksi kerajinan di desa Karduluk.

            Dari segi harga yang ditawarkan oleh para pengrajin,biasanya mereka mematok harga antara 3 – 5 juta per satu set kursi. Hal ini tergantung jenis kayu yang dipakai, volume kayu yang dipakai, serta motif dan corak dari kursi JUDANG ini.

Kursi Judang Tungga
Meja Kursi
            Oleh karena itu, apabila para pembaca berminat untuk mempunyai kursi JUDANG ini. Maka bisa langsung ke desa Karduluk yang merupakan sentra dari kerajinan mebel kayu.

Minggu, 17 Maret 2013

OPINI KAMI


MENGULAS DESA KARDULUK DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG
Oleh: ALBABURRAHIM*
Karduluk merupakan sebuah desa yang berada pada kawasan kecamatan Pragaan kabupaten Sumenep Madura provinsi Jawa Timur. Letaknya yang di lintasi jalan raya provinsi menjadikannya salah satu desa yang strategis dari segi transportasi dan jangkauannya. Selain itu, penerangan listrik juga sudah masuk kawasan Karduluk sejak tahun 1992 yang lalu.
Desa Karduluk merupakan salah satu desa yang cukup luas, terbukti desa ini terdiri dari 13 dusun, yaitu: Somangkaan, Blajud, Rengperreng, Dunggaddung, Daleman, Palalangan, Galis, Bandungan, Madek, Berruh, Bepelle, Moralas, dan Topoar. Selain itu penduduknya sudah lebih dari 10.000 orang. Letak posisi desa ini cukup unik untuk di perhatikan. Karena desa ini posisinya persis berada di antara kota kabupaten Sumenep dan kabupaten Pamekasan, tepatnya di kilometer ke- 27.
Penduduk desa Karduluk merupakan penduduk dengan mayoritas memeluk agama Islam. Maka dari itu desa ini di kenal sebagai desa yang agamis dan menjunjung tinggi penghormatan kepada para guru agama (Ustadzh), kyai mushalla (Langgar) atau kiyai yang mengasuh pondok pesantren, serta para ulama Karduluk.
Dari segi tradisi, Karduluk merupakan desa yang penuh dengan berbagai tradisi yang berbau agama. Seperti halnya tradisi ketika tahun baru hijriyah di bulan muharram yang di kenal dengan rokat, tradisi memperingati kelahiran nabi Muhammmd SAW yang dikenal dengan sebutan maulid nabi, dan juga tidak kalah pentingnya ketika bulan Ramadhan di tanggal ganjil di sepuluh akhir. Semua ini berhubungan dengan agama Islam karena penduduk desa karduluk memang dari dulu sudah banyak memeluk agama Islam dan sampai sekarang.
Selain itu di desa Karduluk yang menjadi salah satu icon adalah kerajinan mebel dan ukiran kayunya. Dari kerajinan ini desa Karduluk mendapat sebutan Kota Ukir yang terkenal ke berbagai penjuru pulau Madura, bahkan sampai merambah ke pulau Jawa. Dengan kerajinan mebel dan ukiran, masyarkat Karduluk khususnya bagian selatan menjadikan kerajinan ini sebagai sumber pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya. Bahkan selain menjadi salah satu profesi, kerajinan ini juga menjadi kebanggaan tersendiri, sebab tidak ada desa lain di pulau Madura yang mempunyai kerajinan mebel dan ukiran kayu. Selain kerajinan dan ukir kayu ada juga kerajinan yang juga terbuat dari bahan baku kayu yaitu kerajinan bubut yang pemasarannya sudah menyebar di desa karduluk bahkan di luar karduluk.
Profesi yang digeluti oleh penduduk desa karduluk selain mebel dan ukiran terbilang banyak dan masih berpotensi untuk di kembangkan, bahkan menjadi penyokong bagi pertumbuhan perekonomian di desa Karduluk. Salah satunya adalah pengambil aren yang merupakan bahan baku dari gula merah dan sekaligus menjadi produsernya, pembuat juwadah (salah satu kue khas desa Karduluk), produser tikar yang di anyam dengan daun pohon aren atau siwalan (sebagai pembungkus tembakau), ternak sapi dan kambing, petani jagung dan tembakau.
Dalam bidang pendidikan di desa Karduluk tersebar beberapa lembaga pendidikan baik negeri (hanya setingkat SD) ataupun swasta. Bahkan pondok pesantren juga tersebar di desa ini, diantaranya PP. An-najah I di dusun Blajud yang di asuh oleh KH. Madzkur Wasik dan KH. Wasik Bahar sebagai ketua yayasannya., PP. Baitul Atik di dusun Somangkaan dengan pengasuh K. Faqih Irsyad, dan PP. An-najah II di dusun Bandungan dengan pengasuh K. Maklum. Dengan adanya lembaga pendidikan ini para pemuda desa Karduluk dapat mengenyam pendidikan sampai tingkat Madrasah Aliyah (MA). Dan bagi yang melanjutkan ke perguruan tinggi para pemuda Karduluk tersebar di dalam Madura ataupun luar Madura.
Bidang organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan yang merupakan salah satu wadah untuk meningkatkan silaturrahmi antar pemuda atau antar mahasiswa, di desa Karduluk perkembangannya cukup pesat. Terbukti organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan sudah mulai berdiri dan memberikan konstribusi yang cukup besar bagi perkembangan dan kemajuan bagi masyarakat Karduluk. Oraganisasi yang telah berdiri di antaranya adalah KMK ( Komunitas Mahasiswa Karduluk), IPNI (Ikatan Pemuda Nurul Islam) yang berpusat di dusun Somangkaan, dan REMUSDA (Remaja Mushalla Darussalam) yang berpusat di dusun Blajud.
Dan yang terakhir potensi desa Karduluk yang masih perlu perhatian dari berbagai pihak adalah objek wisata Batu Sulung. Lokasi wisata ini tepatnya terletak di dusun Blajud bagian barat keselatan dari lapangan desa. Wisata ini berupa batu besar yang terletak di pinggir pantai desa Karduluk dengan berbagai misteri dan lagenda yang melekat pada batu tersebut. Sebenarnya wisata ini cukup mempesona dan terbilang masih asri untuk dikembangkan, ditambah dengan lautan yang indah dan batu kecil dengan berbagai bentuk terhampar di sepanjang pantai. Hal ini merupakan salah satu aset desa Karduluk di bidang wisata yang perlu pembenahan dari berbagai pihak, baik pihak pemerintah ataupun masyarkat untuk memanfaatkan potensi ini.
Desa Karduluk sebenarnya merupakan desa yang mempunyai potensi yang luar biasa untuk di kembangkan. Dari segi kerajinan, produksi, budaya, tradisi, pemuda, pendidikan bahkan bidang pariwisata. Semuanya yang ada berpotensial untuk menjadi sesuatu yang lebih berharga demi meningkatkan kesejahteraan masyarkat desa Karduluk. Dengan sentuhan berbagai pihak baik pihak pemerintah ataupun swasta niscaya desa ini dapat menjadi desa yang dapat bersaing di tingkat gobal, apalagi jembatan suramadu sudah selesai. Hal ini bisa menjadi modal untuk meningkatkan perekonomian masyarakat desa Karduluk dan pemerintah kabupaten, propinsi, bahkan tingkat nasional.


*Salah satu pemuda desa Karduluk dusun Somangkaan, serta mahasiswa Unira Pamekasan.